Fisika, sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan segala fenomena di dalamnya, seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang menantang. Namun, dengan pemahaman konsep yang kuat dan latihan soal yang memadai, fisika dapat menjadi subjek yang menarik dan menyenangkan. Bagi siswa kelas X yang mengikuti Kurikulum 2013, semester pertama merupakan fondasi penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar fisika. Artikel ini akan menyajikan kumpulan contoh soal Fisika kelas X Semester 1 Kurikulum 2013 yang dirancang untuk membantu Anda menguasai materi dan mempersiapkan diri menghadapi berbagai bentuk penilaian.
Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran aktif, penemuan, dan penerapan konsep. Oleh karena itu, contoh soal yang disajikan tidak hanya menguji hafalan, tetapi juga kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan penalaran siswa. Materi yang umum dibahas pada semester 1 Fisika kelas X Kurikulum 2013 meliputi: Besaran dan Pengukuran, Gerak Lurus, Gerak Parabola, dan Gerak Melingkar. Mari kita selami contoh soal untuk setiap topik ini.
Bagian 1: Besaran dan Pengukuran – Fondasi Ilmu Fisika
Besaran dan pengukuran merupakan bab pertama yang fundamental dalam fisika. Bab ini memperkenalkan siswa pada konsep-konsep dasar tentang bagaimana kita mendeskripsikan dunia fisik melalui kuantitas yang terukur. Memahami besaran pokok, besaran turunan, dimensi, dan alat ukur merupakan kunci untuk memahami bab-bab selanjutnya.

Contoh Soal 1 (Konsep Besaran Pokok dan Turunan):
Manakah dari besaran berikut yang termasuk dalam besaran pokok SI?
a. Kecepatan
b. Luas
c. Massa
d. Gaya
Pembahasan:
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dinyatakan dari besaran lain. Dalam SI (Sistem Internasional), terdapat tujuh besaran pokok: panjang (meter), massa (kilogram), waktu (sekon), suhu (kelvin), kuat arus listrik (ampere), jumlah zat (mol), dan intensitas cahaya (kandela). Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
- a. Kecepatan (m/s) diturunkan dari panjang dan waktu.
- b. Luas (m²) diturunkan dari panjang.
- c. Massa (kg) adalah salah satu besaran pokok.
- d. Gaya (N) diturunkan dari massa, panjang, dan waktu (F = m.a).
Jawaban: c. Massa
Contoh Soal 2 (Penggunaan Alat Ukur dan Ketidakpastian):
Seorang siswa mengukur panjang sebuah pensil menggunakan penggaris dengan skala terkecil milimeter (mm). Hasil pengukuran yang diperoleh adalah 15,3 cm. Berapakah ketidakpastian mutlak dari pengukuran ini?
Pembahasan:
Ketidakpastian mutlak dari suatu pengukuran biasanya setengah dari skala terkecil alat ukur. Dalam kasus ini, skala terkecil penggaris adalah 1 mm atau 0,1 cm.
Ketidakpastian mutlak = ½ × skala terkecil
Ketidakpastian mutlak = ½ × 0,1 cm
Ketidakpastian mutlak = 0,05 cm
Jadi, hasil pengukuran panjang pensil dapat ditulis sebagai 15,3 ± 0,05 cm.
Jawaban: 0,05 cm
Contoh Soal 3 (Dimensi Besaran):
Dimensi dari besaran energi kinetik adalah ²⁻². Besaran fisika manakah yang memiliki dimensi yang sama dengan energi kinetik?
a. Usaha
b. Tekanan
c. Daya
d. Impuls
Pembahasan:
Kita perlu mencari dimensi dari masing-masing pilihan:
- Usaha (W): Usaha adalah gaya kali perpindahan. Gaya memiliki dimensi ⁻². Perpindahan memiliki dimensi . Maka, dimensi Usaha = ⁻² × = ²⁻².
- Tekanan (P): Tekanan adalah gaya per satuan luas. Gaya memiliki dimensi ⁻². Luas memiliki dimensi ². Maka, dimensi Tekanan = ⁻² / ² = ⁻¹⁻².
- Daya (P): Daya adalah usaha per satuan waktu. Usaha memiliki dimensi ²⁻². Waktu memiliki dimensi . Maka, dimensi Daya = ²⁻² / = ²⁻³.
- Impuls (I): Impuls adalah perubahan momentum. Momentum (p = m.v) memiliki dimensi ⁻¹. Maka, dimensi Impuls = ⁻¹.
Terlihat bahwa Usaha memiliki dimensi yang sama dengan energi kinetik.
Jawaban: a. Usaha
Bagian 2: Gerak Lurus – Memahami Pergerakan dalam Satu Dimensi
Gerak lurus adalah studi tentang pergerakan benda dalam lintasan lurus. Bab ini memperkenalkan konsep-konsep seperti perpindahan, kecepatan, percepatan, dan jenis-jenis gerak lurus (GLB dan GLBB).
Contoh Soal 4 (Gerak Lurus Beraturan – GLB):
Sebuah mobil bergerak lurus dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Berapa jarak yang ditempuh mobil tersebut dalam waktu 30 detik?
Pembahasan:
Dalam GLB, kecepatan adalah konstan, sehingga berlaku rumus:
Jarak (s) = Kecepatan (v) × Waktu (t)
Pertama, kita perlu mengubah satuan kecepatan dari km/jam ke m/s agar konsisten dengan satuan waktu (detik).
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 detik
v = 72 km/jam = 72 × (1000 m / 3600 s) = 72 × (10/36) m/s = 2 × 10 m/s = 20 m/s
Sekarang, kita hitung jaraknya:
s = v × t
s = 20 m/s × 30 s
s = 600 meter
Jawaban: 600 meter
Contoh Soal 5 (Gerak Lurus Berubah Beraturan – GLBB):
Sebuah motor mulai bergerak dari keadaan diam dengan percepatan konstan sebesar 2 m/s². Berapakah kecepatan motor setelah bergerak selama 5 detik?
Pembahasan:
Dalam GLBB, kecepatan berubah secara beraturan karena adanya percepatan. Karena motor mulai dari keadaan diam, kecepatan awal (v₀) adalah 0 m/s. Rumus yang digunakan adalah:
Kecepatan akhir (v) = Kecepatan awal (v₀) + Percepatan (a) × Waktu (t)
v = v₀ + a × t
v = 0 m/s + (2 m/s²) × (5 s)
v = 10 m/s
Jawaban: 10 m/s
Contoh Soal 6 (GLBB dengan Jarak Tempuh):
Sebuah bola dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s. Jika percepatan gravitasi adalah 10 m/s² (dianggap searah dengan percepatan benda saat naik, sehingga kita gunakan negatif untuk percepatan saat ke atas), tentukan ketinggian maksimum yang dicapai bola!
Pembahasan:
Saat bola mencapai ketinggian maksimum, kecepatannya sesaat adalah nol (v = 0 m/s). Kita dapat menggunakan rumus GLBB:
v² = v₀² + 2as
Di sini, percepatan (a) adalah percepatan gravitasi yang berlawanan arah dengan arah gerak awal, sehingga a = -g = -10 m/s². Perpindahan (s) dalam kasus ini adalah ketinggian maksimum (h).
0² = (20 m/s)² + 2 × (-10 m/s²) × h
0 = 400 m²/s² – 20 m/s² × h
20 m/s² × h = 400 m²/s²
h = 400 m²/s² / 20 m/s²
h = 20 meter
Jawaban: 20 meter
Bagian 3: Gerak Parabola – Pergerakan Dua Dimensi
Gerak parabola adalah pergerakan benda yang lintasannya berbentuk parabola. Ini merupakan kombinasi dari gerak lurus beraturan pada arah horizontal dan gerak lurus berubah beraturan pada arah vertikal.
Contoh Soal 7 (Analisis Komponen Kecepatan Awal):
Sebuah peluru ditembakkan dengan sudut elevasi 30° terhadap horizontal dengan kecepatan awal 100 m/s. Tentukan komponen kecepatan awal peluru arah horizontal (v₀ₓ) dan arah vertikal (v₀ᵧ)! (Gunakan sin 30° = 0,5 dan cos 30° = 0,866)
Pembahasan:
Untuk menganalisis gerak parabola, kita perlu menguraikan kecepatan awal menjadi komponen horizontal dan vertikal:
v₀ₓ = v₀ cos θ
v₀ᵧ = v₀ sin θ
Dengan v₀ = 100 m/s dan θ = 30°:
v₀ₓ = 100 m/s × cos 30°
v₀ₓ = 100 m/s × 0,866
v₀ₓ = 86,6 m/s
v₀ᵧ = 100 m/s × sin 30°
v₀ᵧ = 100 m/s × 0,5
v₀ᵧ = 50 m/s
Jawaban: Komponen kecepatan horizontal (v₀ₓ) adalah 86,6 m/s, dan komponen kecepatan vertikal (v₀ᵧ) adalah 50 m/s.
Contoh Soal 8 (Menentukan Waktu di Udara dan Jarak Tempuh Horizontal):
Sebuah bola ditendang dari tanah dengan kecepatan awal 20 m/s dan sudut elevasi 45°. Jika percepatan gravitasi g = 10 m/s², tentukan:
a. Waktu total bola berada di udara.
b. Jarak horizontal maksimum yang ditempuh bola.
(Gunakan sin 45° = cos 45° = 0,707)
Pembahasan:
Pertama, kita tentukan komponen kecepatan awal:
v₀ₓ = v₀ cos 45° = 20 m/s × 0,707 = 14,14 m/s
v₀ᵧ = v₀ sin 45° = 20 m/s × 0,707 = 14,14 m/s
a. Waktu total bola berada di udara (t total):
Waktu untuk mencapai titik tertinggi (t naik) dapat dicari saat kecepatan vertikal menjadi nol (vᵧ = 0).
vᵧ = v₀ᵧ – gt
0 = 14,14 m/s – (10 m/s²) × t naik
t naik = 14,14 m/s / 10 m/s² = 1,414 detik
Waktu total di udara adalah dua kali waktu naik (karena lintasan simetris):
t total = 2 × t naik = 2 × 1,414 detik = 2,828 detik
b. Jarak horizontal maksimum (R):
Pada arah horizontal, gerak bersifat GLB (kecepatan horizontal konstan).
R = v₀ₓ × t total
R = 14,14 m/s × 2,828 detik
R ≈ 40 meter
Jawaban:
a. Waktu total bola berada di udara adalah 2,828 detik.
b. Jarak horizontal maksimum yang ditempuh bola adalah 40 meter.
Contoh Soal 9 (Ketinggian Maksimum dalam Gerak Parabola):
Sebuah proyektil ditembakkan dengan kecepatan awal 50 m/s dan sudut elevasi 60°. Berapakah ketinggian maksimum yang dicapai proyektil? (Gunakan sin 60° = 0,866, g = 10 m/s²)
Pembahasan:
Komponen kecepatan vertikal awal:
v₀ᵧ = v₀ sin 60°
v₀ᵧ = 50 m/s × 0,866
v₀ᵧ = 43,3 m/s
Pada ketinggian maksimum, kecepatan vertikal (vᵧ) adalah 0. Menggunakan rumus GLBB:
vᵧ² = v₀ᵧ² + 2 × (-g) × h_max
0² = (43,3 m/s)² + 2 × (-10 m/s²) × h_max
0 = 1874,89 m²/s² – 20 m/s² × h_max
20 m/s² × h_max = 1874,89 m²/s²
h_max = 1874,89 m²/s² / 20 m/s²
h_max ≈ 93,74 meter
Jawaban: Ketinggian maksimum yang dicapai proyektil adalah sekitar 93,74 meter.
Bagian 4: Gerak Melingkar – Pergerakan Berputar
Gerak melingkar adalah pergerakan benda pada lintasan lingkaran. Bab ini memperkenalkan konsep-konsep seperti kecepatan linear, kecepatan sudut, periode, frekuensi, dan percepatan sentripetal.
Contoh Soal 10 (Kecepatan Linear dan Sudut):
Sebuah roda berputar dengan jari-jari 0,5 meter. Jika roda tersebut berputar sebanyak 600 putaran dalam waktu 2 menit, tentukan:
a. Frekuensi putaran roda.
b. Kecepatan sudut roda.
c. Kecepatan linear sebuah titik di tepi roda.
Pembahasan:
Pertama, kita ubah waktu ke dalam detik: 2 menit = 2 × 60 detik = 120 detik.
Jumlah putaran (N) = 600 putaran.
a. Frekuensi (f):
Frekuensi adalah jumlah putaran per satuan waktu.
f = N / t
f = 600 putaran / 120 detik
f = 5 Hz (Hertz)
b. Kecepatan sudut (ω):
Kecepatan sudut dapat dihitung dari frekuensi:
ω = 2πf
ω = 2π × 5 Hz
ω = 10π rad/s
c. Kecepatan linear (v):
Kecepatan linear sebuah titik di tepi roda dihubungkan dengan kecepatan sudut dan jari-jari:
v = ωr
v = (10π rad/s) × (0,5 m)
v = 5π m/s
Jika menggunakan nilai π ≈ 3,14:
v ≈ 5 × 3,14 m/s = 15,7 m/s
Jawaban:
a. Frekuensi putaran roda adalah 5 Hz.
b. Kecepatan sudut roda adalah 10π rad/s.
c. Kecepatan linear sebuah titik di tepi roda adalah 5π m/s (atau sekitar 15,7 m/s).
Contoh Soal 11 (Periode, Frekuensi, dan Kecepatan Linear):
Sebuah satelit mengorbit Bumi dalam lintasan lingkaran dengan jari-jari rata-rata 7 × 10⁶ meter. Jika satelit membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan satu orbit, tentukan:
a. Periode orbit satelit.
b. Frekuensi orbit satelit.
c. Kecepatan linear satelit.
(Gunakan π ≈ 22/7)
Pembahasan:
a. Periode (T):
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu putaran penuh.
T = 24 jam. Kita ubah ke detik: T = 24 × 3600 detik = 86400 detik.
b. Frekuensi (f):
f = 1 / T
f = 1 / 86400 Hz
c. Kecepatan linear (v):
Jarak tempuh dalam satu orbit adalah keliling lingkaran (2πr).
v = Jarak / Waktu = (2πr) / T
v = (2 × (22/7) × (7 × 10⁶ m)) / 86400 s
v = (2 × 22 × 10⁶ m) / 86400 s
v = (44 × 10⁶ m) / 86400 s
v ≈ 509,26 m/s
Jawaban:
a. Periode orbit satelit adalah 86400 detik (24 jam).
b. Frekuensi orbit satelit adalah 1/86400 Hz.
c. Kecepatan linear satelit adalah sekitar 509,26 m/s.
Contoh Soal 12 (Percepatan Sentripetal):
Sebuah mobil balap bergerak melintasi tikungan horizontal yang memiliki jari-jari 100 meter dengan kecepatan konstan 20 m/s. Berapakah percepatan sentripetal mobil tersebut?
Pembahasan:
Percepatan sentripetal (a_s) adalah percepatan yang mengarah ke pusat lingkaran dan menyebabkan benda bergerak melingkar. Rumusnya adalah:
a_s = v² / r
Dengan v = 20 m/s dan r = 100 meter:
a_s = (20 m/s)² / 100 m
a_s = 400 m²/s² / 100 m
a_s = 4 m/s²
Jawaban: Percepatan sentripetal mobil tersebut adalah 4 m/s².
Penutup
Kumpulan contoh soal ini mencakup berbagai konsep kunci dalam Fisika kelas X Semester 1 Kurikulum 2013. Dengan memahami setiap soal dan pembahasannya, siswa diharapkan dapat membangun pemahaman yang kokoh dan kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai tantangan akademik. Ingatlah bahwa latihan yang konsisten adalah kunci keberhasilan. Teruslah berlatih, jangan ragu untuk bertanya jika ada kesulitan, dan nikmati perjalanan Anda dalam menjelajahi keindahan fisika!



